Network marketing mulai
marak berkembang di beberapa Negara yang mempunyai perekonomian lebih
maju. Network
marketing ini bisa menjadi lahan
tambahan untuk mendapatkan income tambahan. Sadarkah Anda jika sekarang
perilaku masyarakat semakin konsumtif? Walaupun mereka sudah mempunyai
gaji yang tinggi, tetapi tetap merasa kurang. Hal ini dikarenakan mereka
kurang bisa mengelola keuangan atau mereka masih membutuhkan bisnis
tambahan untuk sumber pendapatan tambahan.
Tetapi sebaliknya, bagi
masyarakat yang berada di Negara-negara dengan keadaan ekonomi
memburuk, maka mereka cenderung akan mencari income tambahan. Secara
global, masyarakat juga mulai khawatir akan semakin merosotnya ekonomi
yang saat ini masih melanda Eropa dan Amerika. Tidak hanya di Eropa dan
Amerika, tetapi di Indonesia pun secara tidak langsung juga akan
mengalami dampak krisis tersebut. Adanya kekhawatiran tersebut
mengakibatkan masyarakat mulai mengencangkan ikat pinggang dan mencoba
mencari cara-cara untuk melakukan penghematan dan pekerjaan alternative,
salah satunya adalah dengan industry network marketing.
Network
marketing di Indonesia lebih dikenal dengan Multi Level
Marketing atau MLM. MLM adalah sistem pemasaran produk yang paling
efisien. Sistem MLM meniadakan jalur distribusi, biaya promosi, biaya
pergudangan lokal dan biaya distribusi. Peranan promosi dan distribusi
diambil alih oleh perusahaan MLM dan para membernya yang mengonsumsi
produk yang dipasarkan. Oleh karena itu, wajar jika member MLM
memperoleh bonus (fee) pemasaran dari produsen jika terjadi
transaksi produk (ada omset). Jadi syarat ada tidaknya bonus sebenarnya
seperti berjualan konvensional, “ada transaksi, penjual dapat untung
(selisih harga konsumen dan harga perusahaan)”. Dengan demikian, selain
PRODUK hanya sistem pembayaran bonus dan struktur jaringanlah yang
mebedakan perusahaan MLM yang satu dengan perusahaan MLM yang lain.
MLM adalah bentuk
penjualan langsung (direct selling) modern yang dapat dipadukan
dengan CIT (Communication and Information Technology) dalam perekrutan
member, transaksi produk dan promosi (penawaran dan periklanan) produk
dan sistem pemasarannya. Jika ditinjau dari sisi member (sering disebut
dengan distributor) bisnis MLM dapat dianggap berdiri sendiri karena
adanya beberapa perbedaan mendasar antara bisnis retail dengan bisnis
MLM. Perbedaan penting adalah pada cara pemasaran dan sistem distribusi
produk serta pembagian keuntungannya. Pada sistem ritail, konsumen tidak
pernah mendapatkan bonus (fee) atas jasa konsumsinya, sedang pada MLM,
distributor dapat menjadi konsumen murni, maupun “penjual” yang dengan
perkembangan omset dan jaringannya, berhak mendapatkan bonus dari
perusahaan.
Network
marketing atau MLM ini mempunyai cirri tersendiri terhadap
harga produknya. HARGA suatu produk terdiri atas berbagai komponen biaya
dan “keuntungan” produksi. Komponen biaya produksi terdiri atas biaya
material (bahan) dan biaya pabrik (manufaktur). Komponen di luar biaya
produksi tetapi menentukan harga adalah biaya promosi, biaya
distribusi dan “keuntungan” pabrik.
Berikut adalah gambaran
umum perbedaan komponen harga produk antara bisnis retail dengan bisnis
MLM.
- Biaya distribusi dan promosi bisnis retail menjadi keuntungan perusahaan MLM dan fee (bonus-bonus) yang menjadi hak para member.
- Besarnya bonus bagi member tergantung konsep jaringan yang digunakan (tergantung marketing plan).
- Harga konsumen antara retail dan MLM seharusnya sama.
- Perusahaan MLM tidak harus memiliki pabrik, tetapi keterlibatan produsen sangat menentukan jaminan ketersediaan produk.
- Perusahaan MLM menjadi REGULATOR, dan para member menjadi EKSEKUTOR.
Jadi, siapkah Anda
menjalankan bisnis ini?